sajak

Senin, 04 Januari 2016

Surat Terbuka untuk Ketua DPRA Terkait Praktek Nepotisme di Aceh


Assalamualaikum wr wb.     
Kepada yang terhormat Bapak Ketua DPRA Aceh
Dengan surat ini saya ingin mengulas kembali mengenai harapan bapak perihal dalam penjaringan dan seleksi calon kepala Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA), beberapa hari yang lalu di Harian Serambi Indonesia dengan judul 'Rekrutmen BPMA Jangan Nepotisme'
Di sini kami lihat menarik untuk dibicarakan kembali karena menurut hemat kami apa yang bapak harapkan tidak sesuai dengan kenyataan apayang selama ini terjadi di lingkungan Pemerintah Aceh. Seakan-akan pemerintahan kita terbebas dari hal-hal yang berbau Nepotisme. Padahal bapak sendiri tau di jajaran Pemerintah Aceh lah yang lagi tumbuh subur akar-akar nepotisme.
      Bapak Ketua Dewan yang terhormat, salah satu bentuk nepotisme yang sudah mengakar di lingkungan Pemerintah Aceh adalah rekrutmen dan penerimaan tenaga kontrak, honorer dsb. Di situlah pak, sebenarnya sarang nepotisme yang sedang berkembang biak di sekitar kita, hendaknya perlu juga diungkapkan pak, agar sesuai dengan harapan bapak dan harapan kita semua. Karena selama ini penerimaan dan rekrutmen tenaga kontrak, honorer dsb, tidak pernah dilakukan dengan cara-cara pendekatan rekrutmen secara profesional, kepatutan, kelayakan seleksi, dan fair play, justru pendekatan kekerabatan, familiar, atau nepotisme lah yang sering dipraktekkan.     
Bapak Ketua Dewan yang terhormat, 7000 ribuan tenaga kontrak yang sudah ada lingkungan Pemerintah Aceh tidak pernah Pemerintah Aceh mengeluarkan sebuah pengumuman rekrutmen, penerimaan dan seleksi serta uji kompetensi dan keahlian bagi tenaga kontrak lainnya di media massa (koran). Padahal ratusan ribu pengangguran Aceh yang ada di luar sana dengan berbagai macam latar pendidikan dan keahlian sedang menanti sebuah harapan, tetapi Pemerintah Aceh tidak pernah memberikan sebuah harapan dan kesempatan kepada pengangguran yang lainya, justru yang masih bersekolah baik tingkatan SMA maupun yang sedang mengenyam pendidikan sarjana yang banyak kita jumpai di jajaran Pemerintah Aceh yang sedang mendapatkan kesempatan, karena pejabat birokrasi kita sedang menjalankan politik balas budi atau jasa jadi begitu mudah bagi para pejabat memasukkan dan menitipkan anaknya di suatu instansi/dinas yang diinginkan. sedangkan bagi para si pengangguran lain yang tidak mempunyai hubungan dengan para pejabat birokrasi atau tidak adanya uang pilicin, maka cenderung akan menjadi pengangguran sejati.
Maka tak heran anak dan ayah bekerja dalam satu kantor bahkan dalam satu ruangan, belum lagi ada tenaga kontrak yang hanya cuma mengambil gaji saja tidak bekerja, padahal itu sama sekali tidak efektif dan efesiensi dalam dunia kerja tetapi mau tidak mau pemerintah harus mengeluarkan biaya yang begitu besar karena sudah duluan diusulkan dalam anggaran RAPBA masing-masing dinas, padahal dari segi anggaran belanja aparatur pemerintahan sudah begitu membengkak, bukankah  itu bertentangan dan dilarang oleh negara?.
Dan kenapa bapak tidak pernah mengutarakan harapan bapak, tetapi kenapa sekarang begitu Sekda Aceh Drs. Dermawan, MM selaku Ketua tim seleksi kepala BPMA mengeluarkan sebuah pengumuman di koran (serambi) tentang seleksi calon kepala BPMA langsung timbul ungkapan harapan bapak mengenai nepotisme, ada apa dibalik semua itu?, atau jangan-jangan hanya sekedar politik pencitraan bapak, seharusnya bapak berkaca dulu pada kenyataan yang selama ini terjadi lingkungan Pemerintah Aceh. Bukan lagi sekedar ungkapan dan harapan semu daribapak ketua dewan yang terhormat yang kami harapkan mengenai praktek nepotisme, melainkan tindakan preventif dan kuratif yang perlu bapak lakukan dengan melibatkan seluruh komponen baik legislatif maupun eksekutif supaya praktek nepotisme yang sedang tumbuh subuh bisa dihilangkan secara perlahan-lahan. Karena yang sebenarnya beginilah pak kondisi birokrasi Pemerintah Aceh saat ini, rasanya tidak ada lagi pemimpin Aceh yang amanah, yang bisa berbuat adil dan berjiwa profesionalisme.
Bapak ketua dewan yang terhormat, dengan surat terbuka inilah kami mencoba memberitahukan asa kami, harapan kami dan keinginan kami semua para pengangguran di Aceh,sama seperti halnya harapan bapak mengenai nepotisme, karena bapak lah yang bisa memperjuangkan aspirasi kami demi tercapainya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh pengangguran yang ada di aceh, semoga kiranya Bapak mau meluangkan sedikit waktu untuk membacanya sekaligus dapat menindak lanjutinya tentang praktek nepotisme. Kami mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau ada kata-kata kami yang masih janggal.
Akhir kalam terimakasih saya ucapkan kepada Bapak ketua dewan, rekan-rekan LSM, media massa baik cetak maupun elekronik dan kepada seluruh masyarakat Aceh. Semoga kita selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT.(acehonline.info)
Muhammad.
Warga Gampong Blang Brandeh, Kuta Makmur

Email : muhammad.r590@yahoo.com

http://acehonline.info/detail.php?no_berita=12801 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar