Malam yang
pangjang dilalui, malam pertama aku bergadang penuh di kampus tercintaku UNMUHA.
Banyak kenangan yang dilalui disini. Semua penuh arti dan bermakna, setiap
kata-kata yang terlontar dari mulut Senior maupun Junior, tengah malam datang
gitar pun mulai bordering dengan nyaring dan genting.
Hidup
dimalam ini terasa hampa jika tidak ada yang namanya rokok kretek. Rokok adalah
makna kehidupan jika kau berada disini, rokok adalah pembangkit gairah dalam
proses-proses dunia bergadang apalagi jika sudah berada dikampus ini. Sebungkus
dua bungkus berlalu dengan sekejap saja dan keuangan pun sudah menipis dan
kering dikantong pada dasarnya ini memang awal bulan namun berhubung awal
bulan, belum ada uang ditangan yang sangat banyak, jadi terpaksalah membeli
setengah bungkus lagi untuk tambahan sebagai penghias di malam ini.
Dan jika
kamu berada disini, kamu harus menikmati yang namanya kopi saring yang pahit
dan agak manis namun ngak terlalu manis, kopi disini ngak perlu banyak namun
sudah cukup dengan 1 gelas di bagi 4 itu merupakan salah satu memperhemat
energy di malam ini, selain kantong merasa aman dan nyaman. Kenikmatan betul
terasa lama di malam ini, bukan karena kopinya atau pun karena rokoknya ini
semua di karenakan adanya kebersamaan dalam menikmati ini malam.
Lagu-lagu
yang bordering mulai banyak diputar di ini malam, dan kami pun memulainya dari
edisi tahun 70-an, 80-an dan 90-an sampai dengan tahun 2000-an semua lagu
rampung dalam sekejap saja, dan yang membuat suasana disini menjadi lebih
indah, sepanjang malam suara gitar tak pernah berhenti dan kami pun terus
bernyanyi layaknya seorang artis besar yan sedang bernyanyi.
Album demi
album berlalu, satu album rampung dalam satu jam. Banyangin aja coba. Dari
pukul 11.45 wib sampai dengan pukul 06-30 wib kami bernyanyi tak berhenti dan
tak memikirkan kondisi yang sedang terjadi. Awal mu awal kami mengenang yang
namanya lagu lawas, kemudian masuk ke irama kous plus, kemudian iwan flas,
selanjutnya berlari ke regea dan yang terakhir kembali ke lagu-lagu pop.
Ketika pagi
akan menerpa kami sudah mulai kebingungan untuk menyanyikan lagu terakhir
berhubung sudah azan kami pun menyanyikan lagu dari iwan flas yang berjudul
“ijinkan aku menyayangimu” dan rokok pun hanya tinggal 2 batang lagi, sungguh
sangat menggenaskan, berhubung duit tak ada dan uang pun tak banyak kami
melakukan yang namanya system putar tayang.
Pertama
dimulai dari yang namanya dayat setelah beberapa kali isap beralih ke bang
iman, setelah beberapa kali hisap berjalan ke tangan bang pian setelah bang
pian merasa cukup baru lah aku memegang alih menghisap rokok tersebut dan
setelah aku sudah merasa sangat senang aku pun memutar kembali kearah awal
yaitu saudara dayat, begitulah seterusnya sampai dengan selesai atau pun
penghujung asap keindahan dan itu berada di tangan bang iman.
Waktu terus
berlalu dan ternyata yang membuat ini malam menjadi aneh adalah bentuk kopi
yang hanya segelas itu masih dalam keadaan penuh tanpa ada orang yang
meminumnya. Solusi terakhirnya adalah secara bergantian meminum kopi tersebut,
dan itu pun berakhir di posisi saya sendiri. Meskipun sedikit yang penting
kebersamaan ini, sejarah yang indah dan damainya ini malam.
Tak lama
setelah kami menghabiskan kopi tersebut kami mendapatkan tamu baru yang
biasanya dipanggil dengan julukan OOM dan ternyata dia membawa rokok yang
banyak dan kami pun bisa tersenyum dangan damai dan indah.
Tak lama
berselang kedatangan oom tiba-tiba bang pian mengundurkan diri dari perkumpulan
dengan alasan hendak mengambil paket tidur 1 jam saja. Dan kami pun
menghentikan segala aktifitas yang ada pada saat itu. Setelah matahari mulai
memperjelas cahayanya saya beserta dayat mengambil gitar kembali dan mulai
memetiknya dengan nada regea. Maka di hari itu kami menyambut pagi dengan lagu
regea yang pastinya asyik.
Dalam malam
yang indah ini terdapat kata-kata semboyan dari masing-masing orang yang berada
disini. Diantara lain :
Mahasiswa yang tak berorganisasi
adalah orang bodoh = dayat
Maju salah, mundur pun salah,
lantas apa yang benar = bang iman
Jalan-jalan yang indah dirakit
dengan tangan yang indah = bang pian
Kalau hanya diam bukan hidup
namanya = wanda
Tak perduli tampang yang ppenting
menang = OOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar