Moskwa
- Moryami teplymi omytaya (Tanah Airku Indonesia); lyesami drevnymi pokrytaya
(negeri elok amat ku cinta); strana rodnaya Indoneziya (tanah tumpah darahku
yang mulia); vserdtsax lyubov ktebe khranit (yang ku puja sepanjang masa).
Petikan
lirik lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki pasti sempat melekat kuat
dalam ingatan sebagian rakyat Indonesia, khususnya pada masa kejayaaan TVRI.
Stasiun televisi milik pemerintah ini menjadikan lagu tersebut sebagai penutup
siarannya setiap malam. Setelah stasiun televisi swasta menjamur dan TVRI tidak
lagi menjadi satu-satunya pilihan, lagu ini mungkin mulai banyak dilupakan
orang.
Tetapi
tidak demikian dengan di Rusia. Lagu yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Rusia ini masih banyak dikenal warga eks Uni Soviet ini. Tua, muda, sopir
taksi, mahasiswa, profesor, bahkan seorang kosmonot legendaris Uni Soviet pun
fasih menyanyikan lagu ini!
Gregory
Mikhailovich Grechko, pria kelahiran Leningrad, 25 Mei 1931 merupakan kosmonot
terkenal Uni Soviet. Gregory Grechko sukses menjalankan tiga misi dengan
pesawat luar angkasa Soyuz 17, Soyuz 26, dan Soyuz T-14 milik Uni Soviet. Ia
juga berhasil menjelalah bulan dengan misi Solyut 6 EO-1 pada 20 Desember 1977.
Hadir
sebagai "tamu kehormatan sahabat Indonesia" dalam jamuan makan malam
bersama Ketua DPD Irman Gusman, di Wisma Indonesia Moskwa, Jumat (24/5),
Gregory pun menunjukkan kebolehannya menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa dalam
versi Rusia yang dia hafal liriknya.
"Saya
begitu menyukai lagu ini sehingga tidak pernah lupa liriknya"' ujar
Grechko yang langsung menyanyikan lagu ini saat pertama kali berkenalan dengan
Dubes Djauhari Oratmangun beberapa waktu lalu.
Bukan
cuma Gregory Grechko yang fasih menyanyikan lagu ini. Ludmila, seorang dosen
bahasa Indonesia di Moskwa yang berusia lebih dari 80 tahun juga sangat hafal
lirik lagu yang di Rusia diberi judul Strana Ratnaya Indoneziya ini. Tidak cuma
versi Rusia, tapi juga Indonesia.
Gregory
Grechko dan Ludmila merupakan bukti bahwa hubungan Indonesia dan Rusia pernah
sangat erat pada masa lalu. Pada sekitar awal tahun 60-an lagu Rayuan Pulau
Kelapa dan Panon Hideung sempat begitu populer di Uni Soviet.
Saat
ini sejumlah generasi muda Rusia kembali menjadikan lagu Rayuan Pulau Kelapa
ini sebagai salah satu lagu Indonesia yang wajib mereka hafal, seperti
dilakukan Elizabeta Moskvina dan Kirill Anikeev. Keduanya adalah mahasiswa
Universitas Ketimuran Moskwa yang mempelajari bahasa dan sejarah Indonesia
serta pernah mengikuti program Darmasiswa. Tidak cuma Rayuan Pulau Kelapa, tapi
anak-anak muda Rusia ini juga hafal lagu-lagu dari grup band yang sudah bubar,
Peterpan, dan Glenn Fredly.
Menurut
Ketua DPD Irman Gusman, lagu Rayuan Pulau Kelapa merupakan bukti bahwa hubungan
kedua negara pernah dan akan terus baik meskipun sempat merenggang selama
beberapa puluh tahun.
Sedangkan
Dubes Djauhari Oratmangun yang juga menyukai musik menaruh harapan agar lagu
Rayuan Pulau Kelapa bisa menjadi salah satu jembatan penghubung untuk kembali
meningkatkan hubungan dan kerja sama kedua negara di masa yang akan datang.
"Musik
dan lagu adalah bahasa universal yang tidak mengenal sekat-sekat
pembatas," ujarnya.(beritasatu.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar