sajak

Kamis, 31 Desember 2015

DUNIA

Hanya emosi yang bisa berkata
Untuk mengutarakan apa yang anda rasa!!!
Jangan berkata semena-mena
Dikala anda sedang berduka.

Orang-orang berjalan di seputaran angkara murka
Dengan segala kebohongan orang itu menjalaninya
Dengan kemunafikan ia terus meraja lela
Agar dirinya aman dari segala ancaman dunia.

Hidup ini penuh makna wahai saudara
Ada cerita di balik cerita
Yang memaksa kita untuk berkata
Ini dunia nyata bukan sekedar mimpi belaka..

Jalanan masih terbuka untuk bisa membawa mu pergi
Pergi dari dunia yang membuat mu sepi
Merana dengan segenap rasa yang sunyi
Agar engkau bisa belajar berinteraksi dengan diri sendiri.

Cobalah untuk mengerti
Tak ada luka yang abadi dalam hidup ini
Kecuali hati memang suka akan dengki
Melihat neraka dunia yang terus engkau jalani.
Bersabarlah dengan kondisi
Agar engkau dapat memahami
Mengapa dunia menghakimi
Hati yang sepi dan berdiri.

Jangan mencari kawan yg membuat anda merasa nyaman, tetapi carilah kawan yg memaksa anda terus berkembang untuk menjamu masa depan yang indah...

Banda Aceh, 04 November 2014

Oleh Hadi Suwanda

BIMBANG

Mata terjaga penuh asa .
Raga meronta ingin lari tak tau kemana ?
Jiwa bimbang dilanda dilema.
Apa pertanda dari sebuah rasa ?

Darah mendesir mengaliri hati .
Jantung berdebar seakan hendak berhenti ,
Mengetuk-ngetuk dada dengan lantang dan berbunyi .
Hati bertanya apa yang terhadi ?

Pukulan-pukulan itu terus berbunyi .
Menakuti segala inspirasi dan persepsi.
Malam nan riuh dengan teriakan angin dan dentuman hujan menjadi sunyi.
Apa kah ini ada pertanda dari sebuah arti ?

Aku tak mengerti .
Rasa ini kian menyakiti .
Penuh sesak dan benci .
Semoga rasa ini bisa berhenti .
Ketika mentari menyapa pagi.

Banda Aceh, 04 November 2014

Oleh Hadi Suwanda


YANG KU RINDU

Sejenak mata melirik kedalam lamunan
Terbayang rindu yang dalam kepada rumah dan keluarga
Suasana yang membawa kenyamanan dan ketentraman
Tak terlepas dari semua aktivitas yang berkesan dan berguna

Waktu kecil dahulu
Rumah merupakan tempat ternyaman dalam hidup
Melewati hari dengan senyum dan kebahagian
Tak bosan-bosan aku tidur dan terlelap di dalamnya

Senja di lalui dengan kumandang azhan maghrib yang merdu di dekat rumah
Malam di lewati dengan keluarga dengan santapan ikan asin, tersasi dan sayur mayur
Pagi terdengar suara gaduh dirumah di mana seisi rumah memulai aktivitasnya
Dan siang dilalui dengan penuh kenyaman di saat beristirahat santai

Ibu aku rindu pada mu
Ayah aku rindu akan nasehatmu
Di rantau ini aku merasakan tanggung jawab yang selama ini kau emban
Dirantau ini aku menjadi seorang ayah dan seorang ibu bagi diri saya sendiri .

Di sini aku memasak untuk perut ku sendiri
Yang selama ini menjadi tugas mu ibu
Disini aku berjalan sendiri untuk kepentingan ku sendiri
Yang selama ini yang ayah lakukan untuk menafkahi aku

Sekarang aku mengerti
Mengapa engkau selalu berpesan kepadaku
Agar aku menjadi dewasa dalam hari ku
Agar aku menjadi yang terbaik dalam hidupku.

Banda Aceh, 04 November 2014

Oleh Hadi Suwanda


MOTTO KU

Aku berlari di antara halang rintang yang menderu
Aku terhempas dan terjatuh itu sudah resiko ku
Aku lelah dan letih dalam malam ku
Namun kaki ku melangkah melewati itu

Sunyi, sepi, gelap, sendiri dan lapar
Merupakan ciri khas ku
Tidak berhenti walau mati
Dan tidak lari dari tintangan itu

Waktu dan resiko
Merupakan langkah kakiku
Menapak dengan lantang
Dan melangkah dengan tenang

Sejalan dengan pendapat
Selangkah dengan tekat
Mengerang dengan kuat
Berlari dengan semangat

Itu lah aku
Dengan segala kekurangan ku
Tak henti walau ragu
Mencoba dengan haru

Banda Aceh, 04November 2014

Oleh Hadi Suwanda




NEGERI KU


Alangkah indah negeri ku
Penuh warna dan penuh cerita haru
Namun semua bahagia dan bersatu
Satu raga dan satu jiwa di Indonesia ku

Lika-liku waktu sudah berlalu
Nikmati masa depan akan menderu
Sedih senang sudah menjadi pilu
Tak ragu aku katakan itu

Ini suatu apresiasi untuk Negeri ku
Agar cepat berbenah untuk maju
Tak luput dari kata doa dan usaha ku
Yang selalu berniang dalam tubuh ku

Banda Aceh, 04 November 2014

Oleh Hadi Suwanda


KETIKA

Ketika senja sudah mulai terasa hampa
Matahari penerang dunia hanya semu semata
Langit yang berwarna jingga menjadi biasa saja
Burung yang menari indah pun hanya sekedar saja

siapa yang tak berduka ????
Mendengar sejuta tangis yang merana
Melihat seribu derita di suatu kota
Begitu luka dan pilu yang melanda kota

air mata menjadi teman setia
Lemah dan lunglai memang cerita
Semangat 45 pun tiada guna
Api yang membara pun dingin yang di rasa

derita yang bertajuk cobaan ini pun mulai menoleh karya
Begitu luar biasa pun melanda
Porak poranda suatu desa
Tinggallah kenangan saja.
Pesan di hati...
Jadi lah pribadi mulia
Jangan bicara ketika tak ada guna
Aneh atau  nyata berakhir juga

Banda Aceh, 28 November 2014
Oleh Hadi Suwanda