Laporan
Zainal Arifin M Nur
Banda Aceh
Di banyak negara, dengan tingkat jam kerja malam
yang sangat padat, susah tidur sudah menjadi penyakit yang sangat mengganggu
kehidupan. Banyak dari mereka kemudian menjadikan obat tidur sebagai solusi,
meski harus menanggung resiko dari efek samping yang ditimbulkan.
“Akhir-akhirnya keadaan ini juga dialami banyak
penduduk di Aceh. Ironisnya, banyak dari kita lupa dan tidak lagi mengamalkan
doa-doa yang diajarkan Rasulullah Saw, saat sahabatnya mengalami susah tidur,”
kata Tgk Mulyadi Nurdin Lc, Pimpinan Dayah Baitul Arqam Sibreh, dalam pengajian
rutin di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke Banda Aceh, Rabu (23/05/2012) malam.
Dalam pengajian yang mengangkat tema “Zikir yang
Berkaitan dengan Tidur dalam Kitab Al-Azkar karya Imam Nawawi” ini, Tgk Mulyadi
Nurdin memaparkan materi bersama Syech Zul Anshary Lc, Direktur Dayah Baitul
Arqam.
Kitab Imam Nawawi ini, kata Mulyadi, mengupas
tentang doa dan zikir dari Rasulullah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari termasuk doa-doa yang berkaitan dengan tidur.
“Sangat banyak doa dan zikir yang diajarkan oleh
Rasulullah. Contohnya, Kitab Al-Azkar Imam Nawawi yang khusus membahas tentang
zikir dan doa ini, tebalnya mencapai 375 halaman. Untuk satu kegiatan saja,
misalnya tidur, banyak redaksi doa yang diajarkan oleh Rasulullah dan semuanya
boleh diamalkan, minimal salah satunya. Semua doa dan zikir dalam kitab ini
bersumber cukup kuat, jadi jangan saling menyalahkan, saat ada yang membaca doa
dalam redaksi yang berbeda,” kata Tgk Mulyadi.
Zul Anshary menambahkan, derdasarkan
hadits-hadits Rasulullah yang dikutip dalam Kitab Al-Azkar itu, salah satu
kunci untuk mendapat tidur yang nyenyak adalah “ketenangan jiwa”.
“Ketenangan jiwa ini diperoleh melalui zikir dan
penyerahan diri dengan sepenuhnya kepada Allah. Dan hampir semua doa yang
diajarkan oleh Rasulullah berisi anjuran menyerahkan diri dan semua urusan
kehidupan kita kepada Allah. Jadi sebaiknya semua doa dipahami makna dan
artinya,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan salah satu peserta yang
mengalami penyakit “susah tidur”, Tgk Mulyadi Nurdin kemudian mengutip satu
riwayat dalam Kitab Al-Azkar, ketika Rasulullah yang mengajarkan Zaid bin
Tsabit yang mengeluhkan susah tidur. Ringkasnya, dalam hadits itu Rasulullah
mengajarkan doa kepada Zaid bin Tsabit dan setelah membacakan doa itu, Zaid
dapat kembali tidur dengan tenang.
Pengakuan Zaid ini ditulis dalam Kitab Ibnu
Sunni yang dikutip oleh Imam Nawawi dengan kalimat “Lalu saya membacanya,
kemudian Allah menghilangkan apa yang saya alami.”
Adapun doa menghilangkan susah tidur yang
diajarkan Rasulullah Saw kepada Zaid bin Tsabit berbunyi: “Allahumma gharatin
nujum wa hadaatil ‘uyun, wa anta hayyun qayyum, la takkhuzuka sinatun wala
naumun. Ya hayyu ya qayyum, ahdi’ laili wa anim ‘aini.”
Artinya “Ya Allah, bintang-bintang telah redup,
mata-mata telah memejam dan Engkau Maha Hidup lagi Maha Terus-menerus mengurus
makhluk. Tidak menimpa-Mu rasa kantuk dan tidur. Wahai Dzat yang Maha Hidup dan
Maha mengurusi makhluk, tenangkanlah malamku dan tidurkanlah mataku.' Aku
kemudian mengatakannya, maka Allah menghilangkan apa yang sebelumnya
menimpaku."
Selain Zaid bin Tsabit, susah tidur ini juga
pernah dialami oleh Khalid bin Walid. Kepada Khalid yang mengadukan keadaan
yang dialaminya, Rasulullah menganjurkan membacakan “A’uzu bi kalimaatillahit
tammati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibadihi wa min hamazatis syayatiin wa an
yahzurun.”
Artinya “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna dari kemarahan-Nya, dan dari keburukan hamba-hamba-Nya,
serta dari berbagai godaan syetan dan kehadirannya.”
“Ada banyak hadits lain yang mengajarkan doa-doa
saat sahabat Rasulullah menghadapi susah tidur. Intinya, sebagai muslim, sudah
sepatutnya kita membacakan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. saat
menghadapi susah tidur. Usahakan ketika membaca doa kita harus benar-benar
menghayati dan menyerahkan diri serta segala urusan kepada Allah, agar jiwa
kita menjadi tenang, dan dapat tidur nyenyak,” pungkas Mulyadi Nurdin.